top of page

Home

Updated: Oct 3, 2024


Us The Duo ( Lyrics Video )Take Me Home

Saya tidak memiliki keberanian yang cukup besar untuk sekedar menanyakan bagaimana kabarnya. Bagaimana hidupnya selama ini, setelah terakhir kali kami bertemu. Bagaimana dia menjalani hari-harinya; meskipun saya seratus kali menanyakan hal itu kepada diri saya sendiri, tetapi saya harus bisa menahannya seribu kali lebih kuat lagi untuk tidak sembarangan mengetuk tombol pesan singkat dan mulai mengetikkan pertanyaan-pertanyaan bodoh kepadanya—yang saya tahu sudah menemukan kebahagiaannya.


Hari ini saya menemukan lagu yang cukup bagus, judulnya ‘Take Me Home’ dari Us The Duo. Dia tahu kalau saya selalu suka genre musik seperti itu, menenangkan. Saya memutarnya beberapa kali dan tidak sedikitpun menemukan nada sumbang disana. Tepapi semakin lama saya memutar ulang lagunya, saya merasa sedikit “tersandung” oleh liriknya.


Dulu, saya pernah membayangkan bagaimana rasanya berada di dalam rumah yang sama dengannya. Bangun di setiap pagi dan menatap wajahnya, menghabiskan setiap hari bersama dan bagaimana kami akan melakukan banyak kebiasaan yang kami lakukan bersama. Bagaimana saya akan mulai marah kalau dia sudah mulai menjentikkan korek api ke pucuk batang rokok yang dia beli di warung tetangga, bagaimana dia akan duduk di samping saya dan mendengarkan lagu yang saya sukai. Dia tidak bisa bermain gitar—dan selalu saya yang berakhir dengan menyanyikan satu atau dua buah lagu di setiap akhir pekan kami.


Ah, seharusnya saya tidak lagi mengenang semua itu, bukan? Dia masih bisa melakukan semua hal itu—hanya saja bukan dengan saya.


Saat orang-orang di sekitar saya membicarakan tentang kehidupannya saat ini, dan melihat mereka tidak perduli kalau sebenarnya masih sulit bagi saya untuk mengdengarnya tanpa ada perasaan apapun. “Dia sudah bahagia. Mereka bilang anaknya memiliki wajah yang lucu dan mirip seperti Ibunya.” Iya. Seharusnya saya berhenti sejak beberapa tahun yang lalu.


Rumah.


Kenyataan bahwa saya bukanlah rumahnya sudah terlihat sejak pertama kali kami bertemu. Segala ketidakmungkinan yang kami temukan, dulu sama sekali tidak kami perdulikan. Sampai pada satu titik dimana dia menyerah, dan dia terlebih dulu menyadari hal itu—kenyataan yang sudah seharusnya tidak kami acuhkan. Semua sudah ada sejak awal, kalau saya bukanlah orangnya. Dan dia tidak akan pernah menjadi tempat untuk saya pulang.


—cloudsans

03 Desember 2020 / 10.42

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2020 by cloudsans. Proudly created with Wix.com

bottom of page