top of page

A FAVOR.

A part of #REminisce

“Bahagia terus ya…”

 

Aku tidak sanggup untuk menjawab pernyataannya yang sudah terbata-bata kala itu. Mendengar suaranya yang nyaris seperti bisikan dan hembusan napas pendeknya yang terputus-putus, rasanya duniaku sudah hancur bersamaan dengan detik ketika tautan jarinya perlahan melemah dalam genggamanku. Aku bahkan tidak bisa menatap matanya di detik-detik terakhir sebelum dia pergi.

Bahagia. Bagaimana caranya?

Katanya, aku tidak boleh menangis terlalu lama saat dia pergi. Saat itu aku hanya tersenyum menanggapi permintaannya, karena aku sendiri tidak bisa memikirkan apa yang akan aku lakukan ketika hari itu benar-benar datang. Yang terpikirkan hanyalah, aku mau membuat banyak kenangan indah selagi kamu masih ada disisiku. Sebelum Tuhan akhirnya mengambilmu kembali. Setiap detik aku selalu merekam wajahmu didalam memoriku agar bisa aku putar lagi saat nanti aku rindu. Sebisa mungkin menaruhnya dengan rapih agar tidak tergeser oleh ingatan lainnya. Rasanya kamu baik-baik saja, dengan senyuman cerahmu dan kata-kata lucu yang kamu lontarkan kepadaku, membuatku melupakan apa yang bisa saja tiba-tiba aku hadapi. Aku lupa kalau kamu sedang berjuang. Berjuang untuk mewujudkan keinginanku untuk bersamamu. Sampai aku lupa dan tidak mengira kalau hari itu akan datang secepat ini.


Matamu sudah terpejam sepenuhnya, beserta sebuah senyuman manis yang sangat aku sukai menghiasi wajahmu.

Jadi, kamu memintaku untuk bahagia sambil tersenyum seperti ini?

Jangan khawatir, aku bisa.



—cloudsans

26 April 2021 / 10:02

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2020 by cloudsans. Proudly created with Wix.com

bottom of page